Menyingkap Rahasia "Ramadhan" oleh Drs KH Mudrik Qori
RAMADHAN adalah sebuah bulan yang sangat erat dengan telinga setiap
muslim, bahkan semenjak kecil ki ta telah dikenalkan dengan Ramadhan,
kita semua mengetahui bahwa Ramadhan adalah bulan puasa, namun sangat
jarang diantara kita yang mengerti apa arti Ramadhan dan makna
yangterkandung dari kata "Ramadhan"itu sendiri.
Ramadhan secara leksikal berarti : membakar, amat panas. Penyebutan
bulan Ramadhan -bulan ke-9 pada kalender Hijriah- sesuai dengan kondisi
cuaca pada bulan tersebut."
Kita patut bangga menyaksikan semangat beribadah yang timbul saat bulan
Ramadhan tiba, namun dalam kebanggaan tersebut kita lebih patut lagi
bersedih karena fenomena yang ada adalah seakan-akan masyarakat kita
menyembah Ramadhan dan bukan menyembah Tuhannya Ramadhan, kalau memang
kita menyembah Tuhannya Ramadhan maka tidak sepatutnyalah kita
bermalas-malasan beribadah di luar bulan Ramadhan tersebut.
Ramadhan adalah sebuah kata yang terbentuk dari lima huruf, dan setiap
hurufnya memiliki makna tertentu yaitu : Ra : rahmat (rahmat Allah), Mim
: maghfirah (ampunan Allah), Dhod : Dhommanun li al jannah (jaminan
untuk menggapai surga), Alif : Amaanun min an nar (terhindar dari
neraka) Nun : Nurullahi al Azizi al Hakim al Ghofuuri ar Rahiim (cahaya
dari Allah swt yang maha kuasa dan bijaksana, maha pengampun dan
pengasih.)
Saat kita telaah makna yang terkandung dalam kata ramadhan tersebut kita
akan semakin meyakini bahwa datangnya bulan Ramadhan adalah membawa
sebuah keberkahan dari Allah SWT untuk kita sebagai hamba-Nya. Hal ini
sesuai sabda Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya, Artinya : dari Abi
Hurairoh RA, bahwasanya nabi Muhammad SAW berkata saat Ramadhan telah
tiba: telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, pada bulan
tersebut engkau diwajibkan berpuasa dan dibukalah pintu-pintu surga dan
ditutuplah pintu-pintu neraka dan syaithan-syaithan di belenggu, dalam
bulan tersebut ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan,
barang siapa yang tidak mampu mendapatkan kebaikan bulan ramadhan
tersebut maka haramlah baginya surga. Riwayat Ahmad, an Nasa'i, dan
Baihaqi.
Dari hadits di atas terdapat kaitan yang sangat erat dengan bulan
Ramadhan itu sendiri, rahmat dan magfirah adalah dua sisi yang sangat
erat bagaikan dua sisi pada uang logam yang tak terpisahkan, disaat
Allah SWT menurunkan rahmat-Nya maka maghfirah-Nyapun turun mengiringi,
demikian juga sebaliknya. Ketika rahmat Allah SWT yang diiringi oleh
maghfirah-Nya ini telah mengalir maka jaminan mendapatkan surga dan
terhindar dari neraka telah menanti.
Namun hal ini semua hanya bisa didapat ketika kita bisa mendapatkan Nur
Illahi yang maha Agung dan Bijaksana, maha Pengampun dan Pengasih. Jadi
rangkaian huruf dari kata Ramadhan ini adalah sebuah pemaparan yang
sangat jelas dalam proses perjalanan mendapatkan kebahagiaan.
Seolah Ramadhan membisikkan makna "Rahmat dan Magfirah Allah swt yang
pasti berbuah jaminan untuk masuk surga dan terhindar dari api neraka
hanya bisa diraih dengan cara mengikuti cahaya bimbingan dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman : Barang siapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah SWT tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. Alquran : an Nur 40.
Dan cahaya tersebut adalah Alquran yang Cahaya (Allah SWT) turunkan
kepada Cahaya (Muhammad saw) di bulan Ramadhan yang penuh cahaya ini.
"Allah SWT berfirman dalam Alquran : artinya "Wahai orangorang yang
beriman telah datang kepada kalian petunjuk dan kami turunkan kepada
kalian cahaya (Alquran) yang memberikan penjelasan. Alquran : an Nisa
174"
Kaitan ini sangatlah jelas di paparkan oleh Rasulullah SAW. dalam sebuah
haditsnya, Beliau bersabda : artinya " Alquran dan puasa memberikan
syafaat kepada hamba yang berpuasa pada hari kiamat, puasa berkata,
wahai Tuhan, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat maka
jadikanlah aku syafaat baginya, dan Alquran berkata, wahai Tuhan aku
mengakibatkanya tidak tidur waktu malam maka jadikanlah aku syafaat
baginya maka keduanya menjadi syafaat.
Riwayat Ahmad, Tibrani, Hakim berkata Shohih dalam kategori imam Muslim.
Mari kita isi Ramadhan ini dengan mencintai Alquran yang merupakan
mukjizat terbesar sepanjang zaman, di kagumi para ilmuwan, disambut
gembira para cendikiawan,, orientalis murni tunduk penuh kekaguman,
diterima setiap lapisan dan membacanya tak akan bosan, membaca,
mempelajari, menelaah, dan mengaflikasikannya adalah sebuah amal
kebajikan.
Dengan kecintaan ini kita harapkan bisa meraih nilai plus dari bulan
Ramadhan ini yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya,
artinya "barang siapa berpuasa Ramadhan disertai keimanan dan dan
"ihtisaban (karena Allah dan hanya mengharap pahala dari-Nya) maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. al hadits riwayat Bukhori,
Muslim, Tirmizie dan Nasa'i.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh, Beliau bersabda,
artinya : barang siapa "qiyam" melaksanakan Ibadah, sholat dll) dalam
bulan Ramadhan disertai keimanan dan "ihtisaban (karena Allah SWT dan
hanya mengharap pahala dari-Nya maka diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu. Al Hadits diriwayat Bukhori dan Muslim.
Shiyam dan Qiyam menghantarkan kita menggapai nilai plus tersebut hingga
kita bisa keluar dari bulan yang penuh berkah ini dengan predikat
diampuni.
Ramadhan yang penuh berkah ini bukanlah sebuah pemberian gratis dari
Allah SWT, justru sebaliknya adalah sebuah hutang yang kita pinjam
dengan jaminan yang sangat mahal, yaitu berkurangnya umur sebanyak satu
tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar