Bismillah...
Cinta adalah bagian dari fitrah manusia, bahkan orang yang sudah kehilangan rasa cintanya, berarti dia tidak lagi normal.
Cinta
bisa membawa kita kepada kebahagiaan, tetapi banyak juga orang yang
menderita karena cinta. Kalau kita tidak berhati-hati, cinta ini bisa
membutakan dan menulikan kita. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam
telah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad: "Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli." Maka bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cintanya itu dengan tepat.
Cinta
memang sudah ada dalam diri kita, diantaranya cinta kepada harta,
kedudukan juga terhadap pasangan jenis. Sebagaimnana Allah Ta’ala telah
berfirman:
"Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia, kecintaan kepada apa-apa yang
diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik
(surga)." (Ali Imron: 14)
Cinta
yang paling tinggi adalah cinta karena Allah Ta’ala. Akan tetapi,
kebanyakan dari rasa cinta yang ada pada diri kita, lebih sering menjadi
cobaan buat kita, yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat dan
cinta yang diliputi oleh hawa nafsu, sehingga mengakibatkan makin
berkurangnya rasa malu dalam diri kita. Dan akhirnya, kita tidak segan
lagi untuk berbuat maksiat, bahkan merasa bangga dengan kemaksiatan yang
telah kita perbuat. Inilah akibat jika kita tidak bisa mengendalikan
cinta.
Islam
adalah agama yang hanif. Agama ini diturunkan agar menjadi petunjuk
bagi umat manusia. Agama Islam juga tidak melarang atau mengekang
manusia dari rasa cinta, tetapi agama ini telah mengarahkan cinta agar
tetap berada pada rel-nya untuk menjaga martabat dan kehormatan umat
manusia itu sendiri, baik laki-laki maupun perempuan.
Kalau
kita sudah jatuh cinta maka kita harus lebih berhati-hati, karena
laksana kita minum air laut semakin diminum malah semakin bertambah
haus. Cinta yang sejati hanyalah cinta kepada Allah Ta’ala. Demikian
juga, cinta kepada pasangan jenis adalah cinta setelah akad nikah,
adapun selebihnya adalah cobaan dan fitnah buat kita saja. Maka
berhati-hatilah kita dan berusahalah untuk mengendalikan rasa cinta
dalam diri kita.
Oleh
karena itu, berhati-hatilah dalam pergaulan. Jagalah batasan-batasan
antara laki-laki dan perempuan, tundukkanlah pandangan, dan jangan
dekati zina dalam bentuk apapun. Dan yang lebih utama lagi, alihkan
cinta kita kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Jangan kita
memperturuti hawa nafsu, karena nafsu bisa menjerumuskan kita kepada
jurang kenistaan. Sepertinya cinta, tapi ternyata hanya nafsu belaka.
Wallahu a’lam.
“Ya
Allah..., aku memohon kepada-Mu kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada
orang yang mencintai-Mu, dan aku meminta amalan yang bisa mengantarkan
aku kepada cinta-Mu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar